Selasa, 16 Oktober 2012

HAJI


Allah SWT berfirman, “Bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak, dan mohonlah ampun kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 199).
Ayat ini merupakan teguran terhadap sekelompok orang (yang di kenal dengan al-hummas) yang mengingkari kesamaan nilai kemanusiaan, kemudian dengan perasaan memiliki keistimewaan diri, mereka enggan bersatu dengan orang banyak dalam melakukan wukuf. Mereka melakukan wukuf di Muzdalifah, sedangkan orang banyak melakukan wukuf di Arafah.
Pemisahan diri yang dilatarbelakangi oleh perasaan superioritas inilah yang dicegah oleh Allah SWT dalam ayat di atas.
Adanya persamaan nilai kemanusiaan ini semakin tampak jelas bila dikaitkan dengan isi khutbah Nabi Muhammad SAW pada Haji Wada’ yang intinya menekankan: (a) persamaan; (b) keharusan memelihara jiwa dan kehormatan orang lain; dan (c) larangan melakukan penindasan atau pemerasan terhadap kaum lemah, baik di bidang ekonomi maupun di bidang-bidang lainnya.
Kedelapan, pelajaran tentang fungsi manusia sebagai pemimpin dan pelindung makhluk Tuhan lainnya. Pada ibadah haji, khususnya semenjak dikenakan pakaian ihram, terdapat sejumlah larangan yang harus diindahkan oleh jamaah haji. Diantaranya tidak menyakiti binatang, tidak membunuh, tidak menumpahkan darah, dan tidak mencabut pepohonan.
Hal ini memberi pelajaran bahwa manusia berfungsi sebagai pelindung makhluk-makhluk Allah SWT, serta memberi kesempatan seluas mungkin untuk mencapai tujuan penciptaannya. Sehingga manusia betul-betul dirasakan sebagai rahmat bagi sekalian makhluk yang ada di alam ini.
Jamaah haji dilarang juga menggunakan wangi-wangian, bercumbu atau kawin, dan berhias. Supaya setiap jamaah haji menyadari bahwa manusia bukan materi semata-mata, bukan pula birahi, dan bahwa hiasan yang dinilai Allah adalah hiasan ruhani (ketakwaan setiap umat Islam). Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah manusia yang paling bertakwa.” (QS. Al- Hujurat (49): 13).
Demikian beberapa hikmah ibadah haji dan umrah. Masih banyak hikmah-hikmah lainnya yang bisa dipetik dari pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Allah tidak sia-sia dalam mensyariatkan ibadah haji dan umrah. Di dalam kedua ibadah tersebut, terkandung hikmah dan pelajaran yang banyak dan sangat berharga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar