Minggu, 13 November 2016

Kiai As’ad di Mata Mahbub Djunaidi

Penulis kesohor kelahiran Jakarta, H Mahbub Djunaidi (1933-1995) memiliki kedekatan khusus dengan KHR As’ad Syamsul Arifin. Dan sepertinya ada ketaatan yang khusus pula dari Mahbub kepadanya. 
Dalam sebuah tulisannya di tahun 1985, karena ditelepon Kiai As’ad untuk menghadap ke Situbondo, Mahbub mengupayakan datang. Padahal dalam tulisan itu, ia yang telah hijrah dari Jakarta ke Bandung, mengaku ngantuk. Dan Situbondo bukanlah kota yang dekat. Dari Surabaya saja mesti naik bus menempuh perjalanan 200 km. 
“Buat orang Bandung seperti saya, kota Situbondo itu jauhnya bukan alang-kepalang. Membayangkannya saja sudah ngos-ngosan,” katanya pada koran Eksponen 7 April 1985 yang berjudul Lagi-lagi Situbondo. 
Penulis novel Dari Hari ke Hari dan Angin Musim ini, dalam tulisan lain mengungkap sosok Mustasyar Aam PBNU tersebut: 
“Kepada saya, sang kiai ngobrol penuh jenaka tentang romantika masa mudanya. Kepada saya, kiai bicara perihal keadaan negara dan pikiran pemecahan masalah tingkat tinggi. Kepada saya, kiai mempersoalkan apa yang pernah ditulis Suzanne Keller dalam dia punya “Beyond the Rulling Class”-nya: pengelompokan elite golongan atas dengan segala akibatnya. Kepada saya, kiai menandaskan keblingeran Ayatullah Khomeini.”