Kamis, 10 Oktober 2013

2 FAKTOR KETIDAKLULUSAN UJIAN NASIONAL

Banyak faktor yang menyebabkan gagalnya ujian nasional (UN) bagi siswa. Disamping faktor akademis seperti kurangnya persiapan dalam belajar menghadapi UN, juga faktor lainnya seperti faktor teknis. Dalam artikel ini kami akan menyampaikan faktor-faktor penyebab siswa tidak lulus UN berkaitan dengan kebijakan standar kelulusan dari Pamerintah, terutama untuk jenjang SMA/MA/SMK dan SMP/MTs berupa batas minimum kelulusan.
Mendikbud menyampaikan bahwa terdapat dua faktor ketidaklulusan siswa dalam Ujian Nasional (UN).

Nilai rata-rata yang di bawah 5,5 (Untuk penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) pada tahun 2013, batas nilai minimum kelulusan bagi para siswa ditargetkan tetap pada angka 5,5.)

Salah satu atau lebih nilai mata pelajaran bernilai kurang dari empat. Dari pemetaan hasil UN, diketahui sebanyak 5301 siswa atau 69,94 persen dari total ketidaklulusan adalah dikarenakan rata-ratanya tidak mencapai 5,5. Sedangkan 30,06 persen atau 2.278 siswa lainnya dikarenakan ada satu atau lebih mata pelajaran yang kurang dari 4.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh bahwa rata-rata yang tidak mencapai nilai 5,5 atau ada mata pelajaran yang tidak mencapai nilai 4 itu bisa juga dikarenakan nilai ujian sekolah siswa tidak lengkap. Jumlah ketidaklulusan terbesar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan 1.994 siswa atau 5,50 persen, disusul Provinsi Gorontalo dalam jumlah persentase 4,24 persen.

TIPS SUKSES UJIAN NASIONAL

Tingginya angka kegagalan siswa SMA pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dianggap terjadi karena adanya pergeseran nilai di kalangan generasi muda. Bahasa Indonesia kini dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak penting dibandingkan bahasa asing. Abdul Chaer, dosen Bahasa Indonesia dari Universitas Negeri Jakarta berpendapat demikian. 

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mayoritas kegagalan siswa SMA pada ujian nasional tahun 2012 ternyata pada Bahasa Indonesia dan Matematika. Mereka pelajar di sekolah-sekolah di wilayah perkotaan, seperti ibu kota provinsi atau ibu kota kabupaten/kota.

Dari total 1.524.704 siswa peserta ujian nasional (UN) jenjang SMA/SMA luar biasa dan madrasah aliyah tahun 2011/2012, sebanyak 7.579 siswa dinyatakan tidak lulus. Untuk SMK, 2.925 siswa tidak lulus dari 1.039.403 siswa peserta UN. Siswa SMA/MA/SMALB yang lulus 1.517.125 orang (99,50 persen) dengan nilai rata-rata tertinggi 9,33. Tahun lalu, siswa yang lulus 99,22 persen. Adapun untuk SMK, siswa yang lulus mencapai 1.036.478 siswa.

Di Bali pun Bahasa Indonesia mata pelajaran jadi masalah, yang sejak kecil telah diajarkan oleh orangtua. Ironisnya, 70 persen siswa yang tidak lulus gara-gara Bahasa Indonesia kebanyakan berasal dari sekolah negeri.

Fenomena siswa kesulitan mengerjakan soal Bahasa Indonesia ini sebenarnya bukan hal baru. Pada tahun-tahun sebelumnya juga banyak siswa yang gagal dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Usut punya usut, salah satu faktor yang menyebabkan anjloknya nilai Bahasa Indonesia karena sebagian siswa berpikir lebih baik menekuni Bahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia karena lebih menjanjikan pada masa mendatang.

KISI-KISI UJIAN NASIONAL TAHUN 2013

Kisi-kisi Ujian Nasional untuk jenjang SD/MI tahun 2013 telah disosialisasikan kepada guru dan siswa di wilayah Indonesia dan sekolah Indonesia di Luar Negeri. Kalau menyimak substansi dari kisi-kisi UN 2013 untuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah tampaknya tidak (terlalu) berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Mungkin atas dasar itulah kenapa Pemerintah berencana memakai kisi-kisi UN 2013 untuk Ujian Nasional selama tiga tahun (2013, 2014, dan tahun 2015). Sebagai bahan masukan tentunya panitia harus mempertimbangkannya juga nantinya perubahan yang dilakukan dalam kurikulum baru yang akan mulai ditetapkan mulai tahun 2013. Materi penting soal Bahasa Indonesia UN SD / MI secara umum dibagi 2 (dua) bagian yakni materi membaca dan materi menulis. Materi membaca mengujikan kompetensi seperti membaca berbagai teks bukan sastra berupa naskah sederhana, laporan, pengumuman, petunjuk pemakaian, ringkasan, makna kata, dan rubrik khusus, serta berbagai karya sastra berupa puisi, dongeng, cerita anak, dan drama anak. Sedangkan materi menulis kompetensinya berkisar soal cara bagaimana mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk pemakaian, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan, dan ringkasan dengan menggunakan ejaan dan pilihan kata yang tepat; menulis berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, parafrase, dan pantun. Berikut kami sampaikan penjelasannya :

DESKRIPSI

Materi : Membaca
Kompetensi
Membaca berbagai teks nonsastra berupa teks sederhana, laporan, pengumuman, petunjuk pemakaian, ringkasan, makna kata, dan rubrik khusus, serta berbagai karya sastra berupa puisi, dongeng, cerita anak, dan drama anak.