Sabtu, 03 November 2012

ANTARA DENGKI DAN PERSAINGAN


Sekecil apapun kadarnya, semua orang pernah merasakan kedengkian. Hanya saja sikap yang di ambil ketika dengki mulai tumbuh, masing-masing orang berbeda. Ada yang segera memangkasnya, ada pula yang membiarkannya tumbuh menjadi pohon hasad yang berbuah kezhaliman.
Dengki dalam bahasa kita adalah perasaan tidak suka pada orang tertentu yang meraih atau mendapat suatu karunia. Dengki sering digunakan untuk memaknai hasad. Tapi hasad, sebenarnya, bukan hanya perasaan tidak suka tapi juga disertai keinginan agar nikmat tersebut berpindah tangan atau hilang darinya. Sehingga tak mengherankan jika hasad sering menjadi biang kerok dari berbagai tindak kezhaliman sebagai bentuk pelampiasannya. Sampai-sampai, ada ayat khusus yang memerintahkan manusia berlindung dari ulah pendengki (QS. Falaq; 5).
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan dengki; persaingan, dendam, sifat takabur, dan kebencian.

DERITA PARA PENDENGKI


Gelang di tangan orang yang hendak di rampas tidak dapat, cincin di jari sendiri terlucut hilang. Begitulah peribahasa Melayu yang menggambarkan keadaan orang yang menyimpan rasa dengki. Harapan ingin mendapatkan milik orang tak didapatkan, namun sesuatu yang menjadi milik sendiri dikorbankan. Karena sejatinya pendengki selalu rugi, tak ada keuntungan sedikitpun bagi pendengki. Bahkan, gambaran peribahasa tersebut belum cukup menggambarkan total kerugian orang yang dialami orang yang terjangkiti penyakit dengki.

Derita Para Pendengki
Tak ada yang lebih patut dikasihani melebihi orang yang menderita penyakit dengki. Jika umumnya manusia berpikir dan berbuat untuk sesuatu yang menguntungkan dirinya, atau sekedar menyenangkan hatinya, tidak demikian halnya dengan pendengki.

MEMAKNAI KEGAGALAN


Seperti bayi yang tak diinginkan kelahirannya, tapi menjadi orang paling berguna ketika dewasa, daripada saudara-saudaranya. Tamsil ini barangkali cocok untuk mengibaratkan sebuah kegagalan. Kegagalan, adalah realita yang tak dipungkiri tidak pernah diinginkan kehadirannya, tapi ternyata membawa hikmah yang luar biasa di balik punggungnya. Meski demikian, wajar jika tak seroang pun pernah menginginkan kegagalan menyapa dirinya. Itu karena sang hikmah tak pernah mau menampakkan diri tepat pada saat kegagalan menghampiri.
Gagal. Dalam Kamus Bahasa Indonesia artinya batal atau tidak jadi meraih sesuatu. Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus membatasi makna gagal pada sesuatu yang tidak jadi atau batal teraih setelah adanya usaha maksimal. Sebab, kegagalan yang terjadi sebelum atau tanpa usaha maksimal, sejatinya bukanlah kegagalan tapi konsekuensi logis. Sebuah keniscayaan dari lemahnya usaha dan semangat.